Bisnis, Jakarta - Direktur Utama PT Semen Indonesia Tbk Rizkan Chandra optimistis izin lingkungan bagi pabrik semen yang ada di Rembang akan diberikan oleh Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Pada 16 Januari lalu, Ganjar mencabut izin lingkungan, baik untuk kegiatan pembangunan, produksi, dan penambangan, serta memerintahkan Semen Indonesia untuk merevisi adendum Analisis mengenai Dampak Lingkungan (Amdal) Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL) serta Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL).
Dua keputusan itu didasarkan pada keputusan Mahkamah Agung yang menyebutkan Amdal Semen Indonesia dinilai cacat prosedur karena kurangnya sosialisasi kepada masyarakat sekitar. Hakim juga tidak melihat tata cara penambangan yang benar dalam rangka menjaga air tanah dan tidak melihat solusi konkret dari perusahaan untuk membantu masyarakat sekitar.
Baca: Polisi Selidiki Pembongkaran Tenda di Pabrik Semen Rembang
Menurut Sekretaris Perusahaan Semen Indonesia Agung Wiharto, setelah Gubernur Ganjar menerbitkan keputusan pencabutan izin tersebut, Semen Indonesia langsung menggelar sosialisasi. Pada 2 Februari lalu, telah dilaksanakan pula sidang penilai Amdal. “Di sana, dinyatakan oleh 12 pakar independen bahwa kami layak untuk diterbitkan izin lingkungan yang baru,” kata Agung di Kantor Tempo, Jakarta, Senin, 13 Februari 2017.
Agung berujar, dokumen dari komisi telah berada di meja Ganjar. Komisi telah mengirimkan dokumen keputusan pada 5 Februari lalu dan Ganjar harus menindaklanjutinya maksimal sepuluh hari kerja setelah keputusan diketok. “Kalau Pak Ganjar tidak tanda tangan, kami punya wewenang untuk maju ke PTUN dan mengesahkan tanpa tanda tangan Pak Ganjar. Tapi kan kami tidak mau seperti itu,” ujarnya.
Senada dengan Agung, Rizkan menyatakan bahwa tidak ada alasan bagi Gubernur Ganjar untuk tidak meneken izin lingkungan bagi Semen Indonesia. “Kami masih yakin izin akan dikeluarkan. kami ga melihat ada alasan. Semua yang diminta sudah dipenuhi. Semua pakar menilai dan tidak ada yang mengatakan tidak. Dokumen komisi juga sudah ditandatangani,” katanya.
Baca: Pabrik Semen Rembang Ditargetkan Beroperasi Maret 2017
Sebelumnya, Koordinator Jaringan Masyarakat Peduli Pegunungan Kendeng (JMPPK), Joko Prianto, mengatakan telah terjadi pembakaran tenda perjuangan dan musola para petani penolak pabrik semen di Rembang. Dia menjelaskan, kejadian itu terjadi pada 10 Februari malam. Dia menduga, pembakaran itu dilakukan oleh pekerja pabrik semen.
Agung membantah hal tersebut. Dia mengatakan, perusahaan hanya memerintahkan pekerja pabrik untuk merawat dan menjaga peralatan senilai Rp 5 triliun di sana. Namun, hal tersebut memicu beberapa pihak menutup pabrik dengan batang bambu. Masyarakat sekitar pun mendatangi pabrik, membakar bambu tersebut, dan membongkar musola.
ANGELINA ANJAR SAWITRI
0 komentar:
Post a Comment