Dunia, Lija - Pembajak pesawat Libya membebaskan 25 penumpang perempuan dan seorang bayi ketika burung besi itu mendarat di Malta, Jumat pagi, 23 Desember 2016, waktu setempat.

"Mereka mengaku membawa granat dan akan meledakkan pesawat," ujar wali kota Lija, Magda Magri Naudi, kepada awak media.

BACA: Pendukung Qaddafi Bajak Pesawat Libya

Naudi menjelaskan, seluruh penumpang pesawat itu berjumlah 118 orang terdiri dari 83 laki-laki, 28 perempuan, dan seorang bayi.

Menurutnya, identitas kebangsaan para penumpang belum diketahui termasuk kondisi mereka, terluka atau tidak sebab belum ada satupun yang dapat mendekat ke pesawat. Hingga saat ini, kata Naudi, sudah 25 penumpang perempuan dibebaskan.

"Situasi sepertinya sudah dapat dikendalikan. Kami bisa melihat beberapa penumpang perempuan turun dari pesawat," ujarnya. Dia menambahkan, "Sampai sejauh ini kami tidak melihat bayi diturunkan dari pesawat."

Naudi menuturkan, "Kami mendengar kabar dari Tripoli bahwa di dalam kabin pesawat terdapat seorang penumpang anggota parlemen Libya."

Pesawat Airbus A320 yang dioperasikan oleh Afriqiyah Airways meninggalkan Sebha untuk penerbangan domestik menuju Tripoli pada pukul 10 pagi waktu setempat. Namun sebelum terbang tinggi, jelas Naudi, sejumlah pembajak mengancam awak kabin pesawat.

"Mereka bekata, 'Kami membawa granat dan akan meledakkan pesawat jika kalian tidak melakukan apa yang kami minta,'" kata Naudi.

Kabar insiden pembajakan pesawat Libya dibenarkan oleh Perdana Menteri Joseph Muscat melalui aku Twitter, Jumat.

"Petugas keamanaan sedang melakukan operasi pengamanan," tulisnya sesaat sebelum menyampaikan pesan kepada Perdana Menteri Libya, Faez al Serraj.

LA TIMES | CHOIRUL AMINUDDIN