Bisnis, Jakarta - Kementerian Perhubungan akhirnya menggelontorkan anggaran Rp 249 miliar untuk menuntaskan pembangunan sisi darat Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati, Majalengka.

Kepala Dinas Perhubungan Jawa Barat Dedi Taufik mengatakan permintaan Pemprov Jabar agar tahun ini Kementerian Perhubungan kembali menggelontorkan anggaran untuk pengerjaan fasilitas sisi udara Bandara Kertajati terjawab sudah. “Sudah ada kepastian pembiayaan sisi darat sebesar Rp249 miliar dari Kemenhub,” katanya di Bandung, Kamis, 23 Februari 2017.

LihatJawa Barat Gandeng Angkasa Pura II Operasikan Kertajati 

Menurut Dedi, anggaran sebesar itu akan diarahkan untuk penyelesaian rapid taxi way, apron, apron lighting, dan pekerjaan elektrik. Pengerjaan fasilitas sisi udara BIJB Kertajati saat ini baru pada tahap penyelesaian landasan pacu sepanjang 2.500 meter dari target 3.000 meter. “Tanah untuk 3.000 meter sudah siap, tapi diselesaikan sepanjang 2.500 meter. Itu dulu,” kata Dedi.

Pihaknya mencatat saat ini progres penuntasan sisi darat sudah mencapai 79 persen. Untuk fasilitas sisi darat perkembangannya 29,4 persen, sementara pemasangan pipa hidran bahan bakar oleh Pertamina sudah mencapai 43,6 persen dan air traffic control (ATC) oleh Airnav sudah 40 persen.”Keseluruhan fasilitas paling akhir November 2017 agar bisa operasi awal 2018,” ujar Dedi.

LihatPembangunan Sisi Udara Bandara Kertajati Kelar Akhir 2017

Dedi berharap komitmen Kemenhub di sisi darat ke depan masih berlanjut karena pihaknya menargetkan landasan pacu bisa terus dikembangkan hingga 3.500 meter. Namun hal tersebut dipastikan akan dibahas dengan PT Angkasa Pura II yang kemungkinan besar akan mengelola bandara tersebut bersama BUMD PT BIJB. “Harus 3.500 meter untuk penerbangan internasional dan pesawat besar,” Dedi memaparkan.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, menurut Dedi, dijadwalkan akan meninjau perkembangan BIJB Kertajati langsung pada Kamis, 23 Februari 2017.

Direktur Utama PT BIJB Virda Dimas Ekaputra memastikan pembangunan sisi udara tuntas berbarengan dengan penyelesaian sisi darat yang menjadi kewajiban pihaknya. Menurutnya saat ini pembangunan fisik sisi darat BIJB Kertajati sudah 31 persen “Perkembangannya sangat baik, awal Februari 27 persen, kini sudah 31 persen,” katanya kepada Bisnis.com.

SimakLagi, 7 Perusahaan Investasi Bodong Ditutup OJK

Pembangunan sisi darat BIJB sudah masuk pada tahap pembangunan gedung utama terminal, serta bangunan pendukung lainnya. Memiliki luas 9.600 meter persegi, masing-masing seksi pembangunan selesai dalam waktu yang berbeda. Untuk seksi 1 akan rampung pada Juli ini, seksi 2 rampung Agustus, sedangkan seksi 3 akan tuntas pada November mendatang.

"Akses jalan masuk 59 persen sudah ada pengerasan di kiri dan kanan. Simpang susun sudah. Insya Allah Juni itu sudah 60 persen," tutur Virda.

Rencananya memasuki Maret nanti pihaknya mulai memasang atap pada terminal utama. Selanjutnya interior dalam terminal akan menyusul. Virda menargetkan seluruh pembangunan terminal ditargetkan bisa selesai pada Agustus. “Jadi November 2017 untuk sisi darat seluruhnya sudah siap berbarengan dengan sisi udara,” paparnya.

Saat ini, pihaknya baru membangun terminal di atas lahan 1.000 hektare, sementara 800 hektare lainnya belum dibebaskan. Pihaknya berharap pemprov segara membebaskan lahan tersebut sesuai dengan masterplan, di mana 800 ha tersebut akan dibangun landasan pacu kedua dan ketiga.‎"Takutnya keburu diisi banyak penduduk," ujar Virda.

Menurut Virda, saat ini pembangunan akses jalan masuk ke bandara sudah mencapai 50 persen.Selain melakukan pengerasan, dilakukan juga pengaspalan jalan yang diharapkan tuntas pada Juni mendatang. Karena itu Virda yakin BIJB Kertajati bisa beroperasi pada 2018 mendatang. "Meski baru 1.000 hektare yang dibebaskan, pengoperasian kuartal I 2018," katanya.

Dari sisi kerjasama, pihaknya mengaku sudah menjajaki kerjasama terbaru dengan PT Gapura Angkasa untuk menangani kegiatan Groundhandling dan cargo warehousing di bandara kertajati. Virda mengaku PT BIJB membutuhkan mitra yang telah memiliki pengalaman di bidang tersebut.

“PT Gapura Angkasa yang merupakan anak perusahaan AP II sudah memiliki banyak mitra airlines dan pengalaman dalam mengelola groundhandling serta cargo warehousing,” tutur Virda.

BISNIS.COM