Nasional, Ponorogo - Ribuan ekor ikan air tawar yang dibudidayakan di Telaga Ngebel, Ponorogo, Jawa Timur mabuk sejak Jumat, 10 Februari 2017. Ikan-ikan itu diduga keracunan belerang yang muncul dari dasar telaga. “Sudah sekitar satu ton yang mabuk dan mati,’’ kata Soni Ariyanto, seorang peternak, Selasa, 14 Februari 2017.
Peternak ikan yang tergabung dalam tiga kelompok ternak terpaksa memanen lebih dini ikan nila, gurami dan patin yang dibudidayakan di dalam keramba. Mereka melakukanya untuk mengurangi risiko kerugian lebih besar. “Kami jual dengan harga murah,’’ ujar Soni. Ikan mabuk dengan usia antara tiga hingga lima bulan itu dijual dengan harga Rp25 ribu per kilogram.
Baca: Cerita Habibie, Mulai dari Soal Soeharto hingga Prabowo
Harga itu lebih rendah dibandingkan ikan berbagai jenis itu dipanen pada waktunya. Pada usia enam hingga sembilan bulan harganya dipatok antara Rp33 ribu hingga Rp35 ribu per kilogram. Apabila dihitung, Soni menuturkan, seluruh biaya produksi termasuk pembelian pakan dan tenaga maka kerugian para peternak lebih banyak.
Penduduk di sekitar telaga itu mengeluh. Suwarno, penduduk setempat mengatakan setiap kali fenomena itu terjadi, bau amis menyengat muncul dari telaga itu. “Peternak membuang ikannya di telaga dan menyebabkan bau tidak enak,’’ ujar seorang tokoh masyarakat di sekitar danau wisata itu.
Baca juga: Polisi Sebut Tersangka Kasus Duit GNPF MUI sebagai Staf Bank
Kepala Bidang Perikanan Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Ponorogo, Aida Fitriani Miyasari, mengatakan belerang memang kerap muncul di telaga itu. Hal itu karena dulu Telaga Ngebel merupakan gunung berapi sehingga telaga itu mengandung sejumlah mineral termasuk belerang. “Petugas kami sudah mengecek ke lokasi lagi. Hasilnya belum diinformasikan kepada saya,’’ ucap Aida.
NOFIKA DIAN NUGROHO
0 komentar:
Post a Comment