Bisnis, Jakarta - Analis senior PT Binaartha Sekuritas, Reza Priyambada, mengatakan pemilihan kepala daerah (pilkada) 2017 tidak mempengaruhi pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG). "Kalau dilihat dari sentimennya, tidak ada impact secara langsung antara pilkada dan market kita," ucapnya saat dihubungi, Senin, 13 Februari 2017.

Baca : Perdagangan Mencurigakan, BEI Panggil Lima Sekuritas Asing

Menurut Reza, sensasi pilkada berbeda dengan pemilihan presiden. Ia berujar, pilpres akan mempengaruhi kebijakan, baik makro maupun mikro. Presiden nantinya akan menentukan anggota kabinet yang bertugas menyusun kebijakan nasional. Sedangkan kebijakan yang akan dibuat pemenang pilkada hanya terbatas di daerahnya.

Reza mencontohkan debat antara Joko Widodo dan Prabowo Subianto sebagai calon presiden pada 2014. Pasar sempat goyah saat Prabowo unggul dalam debat. Namun kembali membaik saat elektabilitas Joko Widodo naik.

Baca: Apa Penyebab Upaya Tekan Penghindaran Pajak Tak Efektif?

Reza menuturkan pasar saham Indonesia lebih terpengaruh oleh kondisi global. Saat ini, kebijakan Presiden Amerika Serikat Donald Trump lebih banyak mencuri perhatian. "Bahkan, dalam beberapa hari terakhir ini, kami melihat hubungan market dengan sidang Ahok pun tidak terpengaruh," katanya.

Menurut Reza, kondisi internal hanya tambahan bagi penggerak indeks saham. Pengaruhnya bisa dirasakan jika terkait dengan emiten atau pernyataan pejabat.

Salah satunya pernyataan Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution yang optimistis pertumbuhan ekonomi bisa sama bahkan melebihi asumsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. Pernyataan tersebut disebut memberikan sentimen positif kepada pasar.

Analis PT Asjaya Indosurya Securites, William Surya Wijaya, menyatakan pilkada justru menghambat pasar. "Menghambat orang untuk bertransaksi karena libur satu hari," ucapnya. Pelaku pasar dikhawatirkan akan menunda investasi, padahal IHSG sedang melaju positif.

VINDRY FLORENTIN