Travel, Jakarta - Dinas Kebudayaan Kota Palembang mulai mendata ulang makam-makam bersejarah untuk dijadikan tujuan wisata sejarah. Makam-makam yang didata itu berasal dari era kerajaan dan kesultanan. “Kami telah menemukan enam makam bersejarah dari perkiraan 20 makam,” kata Kepala Dinas Kebudayaan Kota Palembang Sudirman Tegoeh di Palembang, Rabu

Berita lain: Anjungan Wonderful Indonesia Berjaya di Amerika Serikat

Keenam makam yang sudah diinventarisir, yakni makam Kironggo Wirasantika, Ki Gede Ingsuro, makam Candi Angsoko, Makam Cinde Welan, makam Kramat Jaya, dan makam Mandi Alit di Charitas

Sudirman mengatakan berdasarkan keterangan mengenai makam-makam itu, diketahui bagaimana pembagian kekuasaan di Kota Palembang jaman dulu. Juga bisa diketahui gambaran masa kejayaan kesultanan dan pendirian Palembang Darussalam.

Namun paska pendataan makam itu muncul beberapa masalah. Misalnya, ada beberapa makam yang sudah beralih fungsi. Misalnya,  makam kompleks Candi Angsoko yang ternyata ditempati 17 Kepala Keluarga (KK) secara ilegal. “Sampai detik ini mereka tidak mau pindah," kata dia.

Berita lain; Perlu Ada Regulasi Untuk Kegiatan Penyelaman Di Labuan Bajo

Lalu makam Kramat Jaya di wilayah 17 Ilir sudah beralih fungsi menjadi ruko. Sedangkan makam Mandi Alit di Charitas sudah dijual oleh ahli waris keturunan.

Untuk makam-makam yang sudah dilakukan inventarisir ini akan dilakukan perawatan dengan cara menggandeng BUMN dan BUMD melalui program CSR. "Untuk makam Ki Gede Ing Suro telah mendapatkan bantuan CSR dari PT Pusri sebesar Rp150 juta," kata Sudirman.

Sedangkan untuk makam yang sudah beralih fungsi, lanjutnya akan dikembalikan ke bentuk semula. Pemerintah akan melakukan pendekatan kepada pemilik baru agar mau mengembalikan makam yang telah beralih fungsi tersebut. "Nantinya makam-makam bersejarah ini bisa dijadikan sebagai tujuan wisata ziarah.”

ANTARA